Perusahaan Go Public
Perusahaan Go Public investasi menguntungkan. Apa manfaat go public menjadi perusahaan terbuka Tbk? Perusahaan Adaro Energy adalah perusahaan yang sedang hangat dibicarakan setelah melakukan IPO. Dengan melakukan IPO, perusahaan berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahan terbuka atau perusahaan tbk.
Kenapa perusahaan terbuka go public? 4 manfaat utama perusahaan go public:
• mendapatkan tambahan modal dari masyarakat investor
• membagi risiko usaha bisnis dengan para investor saham
• reputasi perusahaan menjadi lebih bonafit, karena sebelum go public perusahaan harus menjalani proses go public yang ketat terlebih dahulu
• perusahaan go public akan mendapatkan potongan PPh sebesar 5%
Banyak keuntungan perusahaan go public, tidak heran semakin banyak perusahaan private go public. Dengan berbagai keuntungan yang didapat, masa depan pasar modal investasi saham Indonesia cerah. Makin banyak pilihan investasi Indonesia.
Tips investasi bisnis: Apakah anda seorang pemilik perusahaan bisnis? nikmati keuntungan manfaat bisnis perusahaan go public business.
Selasa, 18 Oktober 2011
MOTIVASI, KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN (tugas 4)
A. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
• Mc Gregor
Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
• Abraham Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex, (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual, (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs), (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status, (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
• David Mc Celland
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan. Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat, (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya, (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
• Herzberg
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
1. Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Sardiman (2005:89-91), motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif–motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.
B. Komunikasi
1. Macam-macam Jaringan Komunikasi
a. Local Area Network (LAN)
LAN merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
c. Wide Area Network (WAN)
WAN jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
d. Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.
e. Peer-to-Peer
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Adi dapat memakai program yang dipasang di komputer Ida, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer ‘kuno‘, misalnya AT, dan ingin membeli komputer baru, katakanlah Pentium IV atau DialCore, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipejari dan dipakai.
C. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sesuai dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya.
Locke et al(1991) mendefinisan kepemimpinan sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama. Sementara itu George R. Terry mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah hubungan dimana di dalamnya antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik suatu konklusi yang sama, bahwa masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik itu dengan cara mempengaruhi atau membujuk. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuanya dalam melaksanakan program-program yang telah ada, tetapi lebih dari itu ia harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya atau masyarakatnya untuk turut andil berperan secara aktif, sehingga akan memberikan kontribusi yang positif pula.
2. Gaya Kepemimpinan
Untuk meningkatkan efektiftas kepemimpinan dengan cara menyesuaiakan situasi dan kebutuhan/motivasi para bawahan, Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Reddin (1987) mengemukakan beberapa gaya kepemimpinan yang efektif sebagai gaya kepemimpinan esklusif, otokratik, pembina/pengembang, dan gara kepemimpinan birokratik. Sedangkan G.R. Terry membagi tipe-tipe kepemimpinan dalam enam tipe, yaitu tipe kepemimpinan pribadi, non pribadi, otoriter, demokratis, paternalistik dan tipe kepemimpinan menurut bakat. Sedangkan menurut kurt lewin, tipe-tipe kepemiminan ada tiga yaitu otokratis, demokratis dan Laissez-faire.
a. Gaya kepemimpinan eksklusif
yaitu pemimpin yang memperhatikan efektifitas, indvidualitas bawahan, dan kepentingan organisasi. Pemimpin ini bermotivasi tinggi, memperlakukan para bawahan sesuai individualitasnya msisng-masing, dan merupakan tim manajer.
b. Gaya kepemimpinan pembina/pengembang
yang menekankan efektifitas dan individu bawahan. Pemimpin berusaha mengembangkan potensi setiap bawahannya.
c. Gaya kepemimpinan birokratik
yaitu pemimpin yang menekankan efektifitas atas dasar peraturan dan prosedur. Pemimpin sangat terikat oleh peraturan dan prosedur ini. Yang seringkali hanya efektif terhadap pelaksanaan peraturan dan prosedur, belum tentu efektif terhadap tujuan organisasi.
d. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership)
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
e. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership)
Segala sesuatu kebijakan dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
f. Tipe kepemimpinan paternalistik
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebaoakan dalam hubungan dalam hubungan pemimpin dengan kelompok. Tujuannya adlah untuk melindungi dan memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya. Adapun siaft-sifat pemimpin tipe paternalistik ialah:
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengabil inisiatif dan mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembagkan daya kreasi dan fantasi
- Sering bersikap maha tahu
g. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indegenous leadership)
Biasanya, kepemimpinan tipe ini timbul dari kelompok orang-orang informal, dimana mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan. Biasanya juga akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan diantara yang ada dalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya, dimana ia ikut berkecimpung.
h. Tipe kepemimpinan militeristik
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
- Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan
- Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya
- Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
- Sukar menerima kritikan dari bawahannya
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
i. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin yang bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
- Sifat-sifat pemimpin yang otokratis:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
- Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam melakukan penggerakan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung paksaan dan punitif (bersifat hukuman).
j. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sam dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai pottensi yang berharga dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Ciri-ciri pemimpin yang demokratis:
- Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
- Selalu mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi para bawahannya
- Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya.
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan
- Memberikan kebebasan seluas luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian dibimbing dan diperbaiki agar tidak lagi berbuat kesalahan yang sama
- Selalu berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses darinya
- Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
k. Tipe Kepemimpinan Laissez-faire
Pemimpin yang bertipe demikian segera menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggug jawabnya, setelah tujuan diterangkan kepadanya. Ia akan menerima laporan-laporan hasilnya dengantidak terlampau inisiatif. Semua pekerjaan tergantung pada inisiayif dan prakarsa dari para bawahan. Denandemikian, ia dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya untuk bekerja bebas tanpa hambatan.
l. Tipe Kepemimpinan Transformasional
Burn (1978) menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses yang pada dasrnya para pemimpin dan pengikutnya saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang tinggi. Para pemimpin adalah seorang yang sadar akan prinsip perkemangan organisasi dsn kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotifasian terhadap setaf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, bukan didsarkan pada emosi seperti mislanya keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi masa dtang. Oleh karena itu pemimpin tranformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan pemimpin yang visioner.
Diantara karakteristik kepemimpinan transformasional ;
- Mempunyai kharisma yang telah diakuki oleh pengikutnya
- Menjadi sumber inspirasi bagi bawahannya dalam menciptakan etos kerja dan kinerja yang baik
- Mempunyai kepedulian dan empati terhadap bawahannya secara personal
- Mamapu menstimulasi pemikiran dan ide-ide bawahannya dengan baik.
m. Tipe Kepemimpinan Transaksional
Adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seorang yang men-design pekerjaan beserta mekanismenya, dan staf adalah seorang yang melasanakan tugas sesuai dengan kemmpuan dan keahlian.
Kepemimpinan transaksional lebih difokuskan pada peranannya sebagai manajer karena ia sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik. Dikarenakan sistem kerja yang jelas dan merujuk kepada tugas yang diemban dan imbalan yang diterima sesuai dengan derajat pengorbanan dalam pekerjaan, maka kepemimpinan transaksional yang sesuai diterapkan ditengah-tengah staf yang belum matang, dan menekankan pada pelaksananaan tugas untuk mendapatkan intensif bukan pada katualisasi diri. Oleh karena itu kepemimpinan transaksional dihadapkan pada orang-orang yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dari segi sandang , pangan, dan papan.
Diantara ciri-cirinya;
- Para pemimpin percaya bahwa orang lebih cenderung senang diarahkan.
- Dorongan kontingen dalam bentuk reward dan punishment yang telah disepakati dalam kontrak kerja
- Pemimpin enggan membagi pengetahuan kepada staf
n. Tipe Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan adalah hal penting dalam organisasi. Sebagaimana dikatakan rasulullah,”apabila keluar tiga orang dalam suatu perjalanan, hendaknya salah seorang mereka dijadikan pemimpin” (al hadits). Suatu organisasi memiliki kompleksitas, baik barang/jasa maupunide, menghadapi berbagai perubahan yang senantiasa melingkupi setiap saat, menghadapi berbagai karakteristik personel yang dapat mengembangkan maupun melelahkan. Hal ini akan menjadi alasan diperlukan orang yang tampil mngatur, memberi pengaruh, menata dan mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat anggota tersesat atau kebingungan menetapkan arah. Disinilah perlunya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan.
o. Kepemimpinan kharismatik
Yang telah diketahui oleh para sarjan sebab sebab pemipin itu kharismatik adalah bahwa pemimpin itu mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Diantara karakteristik kepemimpinan kharismatik,
- Biasanya terdapat pad diri pemimpin agama, politik, dan gerakan sosial
- Memiliki kelebihan dan keutamaan karena anugerah tuhan, yaitu faktor bawaan sejak lahir yang dapat menumbuhkan kharisma. Memang ada diantara manusia yang dilahirkan dengan membawa gharizah (insting) dan potensi kepemimpinan yang kuat. Akat inilah yang kemudian ditumbuhkembangkan dan disalurkan kearah yang lebih baik, sehingga menjadi pemimpin yang sejati.
- Cenderung memiliki kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, rasa percaya diri, pendirian dalam keyakinan, dan cita-citanya.
- Membutuhkan kekuasaan sebagai motivasi dan wasilah untuk mempengaruhi pengikutnya
- Memiliki rasa percaya diri dan pendirian yang kuat, yang akan meningkatkan besarnya rasa percaya diri para pengikutnya terhadap pertimbangan, pendapat keputusan, dan kebijakan pemimpin tersebut.
p. Tipe developer dan tipe compromiser
Tipe developer/pembangun
sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif, memberikan atau melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan kepada bawahan.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
• Mc Gregor
Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
• Abraham Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex, (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual, (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs), (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status, (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
• David Mc Celland
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan. Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat, (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya, (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
• Herzberg
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
1. Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Sardiman (2005:89-91), motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif–motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.
B. Komunikasi
1. Macam-macam Jaringan Komunikasi
a. Local Area Network (LAN)
LAN merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
c. Wide Area Network (WAN)
WAN jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
d. Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.
e. Peer-to-Peer
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Adi dapat memakai program yang dipasang di komputer Ida, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer ‘kuno‘, misalnya AT, dan ingin membeli komputer baru, katakanlah Pentium IV atau DialCore, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipejari dan dipakai.
C. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sesuai dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya.
Locke et al(1991) mendefinisan kepemimpinan sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama. Sementara itu George R. Terry mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah hubungan dimana di dalamnya antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik suatu konklusi yang sama, bahwa masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik itu dengan cara mempengaruhi atau membujuk. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuanya dalam melaksanakan program-program yang telah ada, tetapi lebih dari itu ia harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya atau masyarakatnya untuk turut andil berperan secara aktif, sehingga akan memberikan kontribusi yang positif pula.
2. Gaya Kepemimpinan
Untuk meningkatkan efektiftas kepemimpinan dengan cara menyesuaiakan situasi dan kebutuhan/motivasi para bawahan, Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Reddin (1987) mengemukakan beberapa gaya kepemimpinan yang efektif sebagai gaya kepemimpinan esklusif, otokratik, pembina/pengembang, dan gara kepemimpinan birokratik. Sedangkan G.R. Terry membagi tipe-tipe kepemimpinan dalam enam tipe, yaitu tipe kepemimpinan pribadi, non pribadi, otoriter, demokratis, paternalistik dan tipe kepemimpinan menurut bakat. Sedangkan menurut kurt lewin, tipe-tipe kepemiminan ada tiga yaitu otokratis, demokratis dan Laissez-faire.
a. Gaya kepemimpinan eksklusif
yaitu pemimpin yang memperhatikan efektifitas, indvidualitas bawahan, dan kepentingan organisasi. Pemimpin ini bermotivasi tinggi, memperlakukan para bawahan sesuai individualitasnya msisng-masing, dan merupakan tim manajer.
b. Gaya kepemimpinan pembina/pengembang
yang menekankan efektifitas dan individu bawahan. Pemimpin berusaha mengembangkan potensi setiap bawahannya.
c. Gaya kepemimpinan birokratik
yaitu pemimpin yang menekankan efektifitas atas dasar peraturan dan prosedur. Pemimpin sangat terikat oleh peraturan dan prosedur ini. Yang seringkali hanya efektif terhadap pelaksanaan peraturan dan prosedur, belum tentu efektif terhadap tujuan organisasi.
d. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership)
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
e. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership)
Segala sesuatu kebijakan dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
f. Tipe kepemimpinan paternalistik
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebaoakan dalam hubungan dalam hubungan pemimpin dengan kelompok. Tujuannya adlah untuk melindungi dan memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya. Adapun siaft-sifat pemimpin tipe paternalistik ialah:
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengabil inisiatif dan mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembagkan daya kreasi dan fantasi
- Sering bersikap maha tahu
g. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indegenous leadership)
Biasanya, kepemimpinan tipe ini timbul dari kelompok orang-orang informal, dimana mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan. Biasanya juga akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan diantara yang ada dalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya, dimana ia ikut berkecimpung.
h. Tipe kepemimpinan militeristik
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
- Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan
- Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya
- Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
- Sukar menerima kritikan dari bawahannya
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
i. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin yang bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
- Sifat-sifat pemimpin yang otokratis:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
- Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam melakukan penggerakan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung paksaan dan punitif (bersifat hukuman).
j. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sam dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai pottensi yang berharga dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Ciri-ciri pemimpin yang demokratis:
- Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
- Selalu mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi para bawahannya
- Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya.
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan
- Memberikan kebebasan seluas luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian dibimbing dan diperbaiki agar tidak lagi berbuat kesalahan yang sama
- Selalu berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses darinya
- Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
k. Tipe Kepemimpinan Laissez-faire
Pemimpin yang bertipe demikian segera menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggug jawabnya, setelah tujuan diterangkan kepadanya. Ia akan menerima laporan-laporan hasilnya dengantidak terlampau inisiatif. Semua pekerjaan tergantung pada inisiayif dan prakarsa dari para bawahan. Denandemikian, ia dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya untuk bekerja bebas tanpa hambatan.
l. Tipe Kepemimpinan Transformasional
Burn (1978) menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses yang pada dasrnya para pemimpin dan pengikutnya saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang tinggi. Para pemimpin adalah seorang yang sadar akan prinsip perkemangan organisasi dsn kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotifasian terhadap setaf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, bukan didsarkan pada emosi seperti mislanya keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi masa dtang. Oleh karena itu pemimpin tranformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan pemimpin yang visioner.
Diantara karakteristik kepemimpinan transformasional ;
- Mempunyai kharisma yang telah diakuki oleh pengikutnya
- Menjadi sumber inspirasi bagi bawahannya dalam menciptakan etos kerja dan kinerja yang baik
- Mempunyai kepedulian dan empati terhadap bawahannya secara personal
- Mamapu menstimulasi pemikiran dan ide-ide bawahannya dengan baik.
m. Tipe Kepemimpinan Transaksional
Adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seorang yang men-design pekerjaan beserta mekanismenya, dan staf adalah seorang yang melasanakan tugas sesuai dengan kemmpuan dan keahlian.
Kepemimpinan transaksional lebih difokuskan pada peranannya sebagai manajer karena ia sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik. Dikarenakan sistem kerja yang jelas dan merujuk kepada tugas yang diemban dan imbalan yang diterima sesuai dengan derajat pengorbanan dalam pekerjaan, maka kepemimpinan transaksional yang sesuai diterapkan ditengah-tengah staf yang belum matang, dan menekankan pada pelaksananaan tugas untuk mendapatkan intensif bukan pada katualisasi diri. Oleh karena itu kepemimpinan transaksional dihadapkan pada orang-orang yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dari segi sandang , pangan, dan papan.
Diantara ciri-cirinya;
- Para pemimpin percaya bahwa orang lebih cenderung senang diarahkan.
- Dorongan kontingen dalam bentuk reward dan punishment yang telah disepakati dalam kontrak kerja
- Pemimpin enggan membagi pengetahuan kepada staf
n. Tipe Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan adalah hal penting dalam organisasi. Sebagaimana dikatakan rasulullah,”apabila keluar tiga orang dalam suatu perjalanan, hendaknya salah seorang mereka dijadikan pemimpin” (al hadits). Suatu organisasi memiliki kompleksitas, baik barang/jasa maupunide, menghadapi berbagai perubahan yang senantiasa melingkupi setiap saat, menghadapi berbagai karakteristik personel yang dapat mengembangkan maupun melelahkan. Hal ini akan menjadi alasan diperlukan orang yang tampil mngatur, memberi pengaruh, menata dan mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat anggota tersesat atau kebingungan menetapkan arah. Disinilah perlunya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan.
o. Kepemimpinan kharismatik
Yang telah diketahui oleh para sarjan sebab sebab pemipin itu kharismatik adalah bahwa pemimpin itu mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Diantara karakteristik kepemimpinan kharismatik,
- Biasanya terdapat pad diri pemimpin agama, politik, dan gerakan sosial
- Memiliki kelebihan dan keutamaan karena anugerah tuhan, yaitu faktor bawaan sejak lahir yang dapat menumbuhkan kharisma. Memang ada diantara manusia yang dilahirkan dengan membawa gharizah (insting) dan potensi kepemimpinan yang kuat. Akat inilah yang kemudian ditumbuhkembangkan dan disalurkan kearah yang lebih baik, sehingga menjadi pemimpin yang sejati.
- Cenderung memiliki kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, rasa percaya diri, pendirian dalam keyakinan, dan cita-citanya.
- Membutuhkan kekuasaan sebagai motivasi dan wasilah untuk mempengaruhi pengikutnya
- Memiliki rasa percaya diri dan pendirian yang kuat, yang akan meningkatkan besarnya rasa percaya diri para pengikutnya terhadap pertimbangan, pendapat keputusan, dan kebijakan pemimpin tersebut.
p. Tipe developer dan tipe compromiser
Tipe developer/pembangun
sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif, memberikan atau melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan kepada bawahan.
KONFLIK DAN FAKTOR-FAKTORNYA (tugas 3)
Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Faktor Penyebab Konflik
• Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
• Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
• Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
• Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Mediator yang Menyelesaikan
Sebahagian pihak setuju dengan pandangan bahwa konflik merupakan suatu hal yang dianggap negatif. Konflik dianggap merugikan karena dapat merusak keseimbangan sistem dan disintegrasi struktur sosial, sehingga harus dihindari. Jika pun terjadi, konflik harus ditangani sehingga tidak berdampak terhadap kehancuran sistem. Namun juga tidak sedikit kalangan yang menyatakan konflik juga fungsional terhadap keseimbangan sistem. Konflik malah harus dipelihara pada beberapa sisi karena dapat berguna memperkuat sebuah organisasi dari serangan eksternal dan gejolak internal.
Dua pandangan itu masih sama-sama berlaku, walaupun pandangan pertama masih lebih dominan pandangan yang menganggap fungsi positif dari konflik. Menurut perspektif pertama, konflik kerap membuat sebuah sistem menjadi tidak stabil karena menciptakan bentuan-benturan kepentingan yang bersifat disfungsional. Agar terhindar dari dampak negatif, konflik harus diredakan sehingga tidak merusak tujuan-tujuan yang telah direncanakan.
Strategi penanganan konflik tersebutlah yang kemudian banyak digeluti oleh banyak pihak. Alih-alih menyumbang kestabilan sistem, penanganan konflik malah saat ini sudah menjadi sub sistem baru yang memiliki peran penting. Salah satu strategi penanganan konflik yang kerap digunakan adalah melalui mediasi. Mediasi merupakan sebuah strategi penanganan konflik yang menempatkan pihak netral di tengah-tengah pihak yang berkonflik.
Mediasi sendiri sebenarnya lahir dari percampuran pendekatan, yakni pendekatan moral dan sistem. Secara moral, sistem nilai kita memberlakukan pihak netral sebagai komponen yang memiliki kepentingan terendah dibandingkan dengan pihak lainnya, sehingga penilaian dan pandangannya sangat diperlukan. Pendekatan sistem menawarkan prinsip bahwasannya keseimbangan lahir dari sebuah proses internal dan meletakkan keterhubungan komponen-komponen di dalam sebuah sistem dicapai melalui pengintegrasian bagian-bagian yang ada di dalamnya. Ada juga sebenarnya pendekatan ilmiah yang turut menjadi landasan mediasi. Pendekatan ilmiah menanamkan prinsip objektivitas dan non etik. Prinsip ini sangat penting karena netralitas hanya dapat diwujudkan dengan objektivitas dan prinsip non etis tersebut.
Proses mediasi saat ini cukup awam diberlakukan karena memiliki kesesuaian dengan modernitas sistem. Penggunaan mediasi cocok dengan semakin rasionalnya birokrasi, sehingga banyak digunakan oleh organisasi-organisasi modern.
Sampai saat ini tentu saja tidaklah mudah mengatakan penggunaan mediasi lebih efektif dalam menangani konflik dibandingkan pendekatan lainnya. Namun fakta memperlihatkan konflik lebih banyak diselesaikan melalui jalur hukum.
Tanpa bermaksud untuk meragukan penerapan mediasi yang serik sekali gagal menyelesaikan konflik sosial. Salah satu faktor penyebabbnya adalah kecenderungan mediasi yang hanya berusaha meredakan
konflik tanpa diarahkan pada penyelesaian.
Paradigma pemikiran tersebut lazim dianut oleh masyarakat dan juga mediator, sehingga akhir dari semuah proses mediasi sangat jarang berakhir dengan keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak. Dalam perspektif Sosiologi, juga cenderung menawarkan hal yang sama, terutama dalam teori etnometodologis. Pendekatan etnometodologis memberikan tawaran analisis kehidupan sehari-hari terhadap realitas sosial. Salah satunya adalah analisis dalam percakapan dan komunikasi.
Analisis etnometodologis menganggap percakapan sebagai salah satu realitas yang menentukan sistem sosial. Melalui percakapan dapat diketahui bagaimana masyarakat membangun kesepahaman dan membentuk realitasnya. Realitas dimaksud disini adalah keseimbangan sistem sosial.
Berdasarkan landasan tersebut maka dimungkinkan metode etnometodologis digunakan dalam menyelesaikan konflik. Prinsip etnometodologis cenderung menganggap proses mediasi harus dapat mengatur percakapan yang berlangsung dalam mediasi. Menurut pendekatan ini, pengaturan atau mekanisme dalam percakapan yang penting dibandingkan dengan kepentingan pihak-pihak. Pengaturan percakapan menjadi penting karena pada saat itulah pihak-pihak yang terlibat membentuk sebuah keteraturan. Namun percakapan antar pihak tidaklah boleh terjadi secara langsung. Artinya, harus ada pengaturan, sehingga percakapan antar pihak tidak dilakukan secara langsung, namun harus melalui moderator yang dalam hal ini diperankan oleh mediator.
Pendekatan etnometodologis menganggap, percakapan langsung antara pihak berkonflik malah akan mempertegang pertentangan, karena pola seperti itu meningkatkan intensitas perdebatan. Jika pola percakapan langsung tersebut dibiarkan, maka akan terjadi pelebaran fokus persoalan. Masalah pokok yang seharusnya dibicarakan bisa saja terlupakan dengan cara seperti itu, malah hal-hal lain yang berada di luar pokok persoalanlah yang akan memacu persengketaan.
Tugas seorang mediator dalam hal ini bukan hanya mengatur bagaimana proses rembuk atau rapat mediasi berlangsung, namun sebenarnya lebih dari itu. Moderator sebagai pihak yang dianggap netral tentu saja tak bisa tidak bisa berdiri di satu pihak. Ia harus menjadi penengah dan tidak memiliki kecenderungan. Namun sebagai pihak yang netral, sering sekali ia kesulitan mendorong para pihak untuk mencari jalan tengah penyelesaian. Sikap patuh dan disiplin terhadap netralitas malah menjadi kendala, bahkan bisa menjadi bahan ketidakpercayaan para pihak atas kredibilitas mediator. Walaupun mediator tak boleh berpihak, paling tidak kenetralannya tersebut tidak benar-benar bebas nilai.
Yang dipentingkan bagi seorang mediator adalah bagaimana proses perdebatan dan rembuk dapat berjalan tertib dan mengkerucut pada keputusan atau solusi tertentu. Untuk itu ia harus mengatur percakapan sehingga tidak terjadi secara langsung. Mediator menjadi pihak yang mendengar dan menerjemahkan maksud dari percakapan satu pihak yang ditujukan pada pihak lain. Demikian sebaliknya, setelah mendengar, ia kemudian menyampaikan maksud tuntutan atau pernyataan tersebut kepada pihak lainnya. Fungsi tersebut bukan berarti mediator mereduksi keseluruhan maksud dari para pihak, namun mediator bisa me-reinterpretasi, menghaluskan, maupun mempertajam maksud dari pernyataan yang disampaikan pihak-pihak yang berkonflik.
Fungsi mendengar, memahami, me-reinterpretasi, menghaluskan dan mempertajam tersebut bukan berarti memoderasi konflik, namun tujuan utamanya adalah tetap menjaga alur konflik agar tidak melebar kepada hal-hal yang tidak menjadi persengketaan. Namun fungs ini juga harus dijalankan secara hati-hati, dimana para pihak sebelumnya harus memahami peran yang dijalankan oleh mediator. Sebelum pertemuan atau rembuk berlangsung, maka harus dibangun kesepakatan antar pihak sehingga paham dan mau mematuhi aturan main tersebut. Aturan main yang terpenting adalah bagaimana proses penyampaian pandangan atau tuntutan tidak berlangsung secara langsung, namun harus melalui moderator/mediator.
Selain menjaga alur percakapan atau perdebatan, fungsi pengaturan yang dijalankan oleh mediator juga dapat mencegah para pihak untuk berkonflik secara langsung. Jika dibiarkan, maka biasanya para pihak terjebak pada debat kusir yang kemudian mempertinggi intensitas konflik. Kehadiran dan fungsi mediator yang menjadi pihak pendengar, penerjemah dan penyampai maksud akan memperlunak potens meningginya tekanan pada forum pertemuan. Secara sederhana, ada sela waktu yang terjadi ketika para pihak tidak berdebat secara langsung. Sela waktu tersebut bisa meredakan ketegangan dan emosi para pihak, bahkan membuat para pihak mengurungkan niat untuk mengungkapkan sesuatu yang berada di luar konteks perdebatan. Tentu saja kelihatannya fungsi ini bisa dianggap strategi tersembunyi dari mediator, namun dalam kondisi perdebatan yang sangat tegang, peran ini sangat penting.
Ketika mediator bisa mengatur dan meredakan intensitas tekanan konflik di dalam forum, maka terbuka kemungkinan cukup besar untuk mengarahkan pembicaraan yang lebih solutif. Proses selanjutnya tentu saja sangat tergantung dari kemampuan mediator, sehingga perdebatan dan percakapan yang berlangsung dapat menemukan solus yang disepakati bersama.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Faktor Penyebab Konflik
• Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
• Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
• Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
• Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Mediator yang Menyelesaikan
Sebahagian pihak setuju dengan pandangan bahwa konflik merupakan suatu hal yang dianggap negatif. Konflik dianggap merugikan karena dapat merusak keseimbangan sistem dan disintegrasi struktur sosial, sehingga harus dihindari. Jika pun terjadi, konflik harus ditangani sehingga tidak berdampak terhadap kehancuran sistem. Namun juga tidak sedikit kalangan yang menyatakan konflik juga fungsional terhadap keseimbangan sistem. Konflik malah harus dipelihara pada beberapa sisi karena dapat berguna memperkuat sebuah organisasi dari serangan eksternal dan gejolak internal.
Dua pandangan itu masih sama-sama berlaku, walaupun pandangan pertama masih lebih dominan pandangan yang menganggap fungsi positif dari konflik. Menurut perspektif pertama, konflik kerap membuat sebuah sistem menjadi tidak stabil karena menciptakan bentuan-benturan kepentingan yang bersifat disfungsional. Agar terhindar dari dampak negatif, konflik harus diredakan sehingga tidak merusak tujuan-tujuan yang telah direncanakan.
Strategi penanganan konflik tersebutlah yang kemudian banyak digeluti oleh banyak pihak. Alih-alih menyumbang kestabilan sistem, penanganan konflik malah saat ini sudah menjadi sub sistem baru yang memiliki peran penting. Salah satu strategi penanganan konflik yang kerap digunakan adalah melalui mediasi. Mediasi merupakan sebuah strategi penanganan konflik yang menempatkan pihak netral di tengah-tengah pihak yang berkonflik.
Mediasi sendiri sebenarnya lahir dari percampuran pendekatan, yakni pendekatan moral dan sistem. Secara moral, sistem nilai kita memberlakukan pihak netral sebagai komponen yang memiliki kepentingan terendah dibandingkan dengan pihak lainnya, sehingga penilaian dan pandangannya sangat diperlukan. Pendekatan sistem menawarkan prinsip bahwasannya keseimbangan lahir dari sebuah proses internal dan meletakkan keterhubungan komponen-komponen di dalam sebuah sistem dicapai melalui pengintegrasian bagian-bagian yang ada di dalamnya. Ada juga sebenarnya pendekatan ilmiah yang turut menjadi landasan mediasi. Pendekatan ilmiah menanamkan prinsip objektivitas dan non etik. Prinsip ini sangat penting karena netralitas hanya dapat diwujudkan dengan objektivitas dan prinsip non etis tersebut.
Proses mediasi saat ini cukup awam diberlakukan karena memiliki kesesuaian dengan modernitas sistem. Penggunaan mediasi cocok dengan semakin rasionalnya birokrasi, sehingga banyak digunakan oleh organisasi-organisasi modern.
Sampai saat ini tentu saja tidaklah mudah mengatakan penggunaan mediasi lebih efektif dalam menangani konflik dibandingkan pendekatan lainnya. Namun fakta memperlihatkan konflik lebih banyak diselesaikan melalui jalur hukum.
Tanpa bermaksud untuk meragukan penerapan mediasi yang serik sekali gagal menyelesaikan konflik sosial. Salah satu faktor penyebabbnya adalah kecenderungan mediasi yang hanya berusaha meredakan
konflik tanpa diarahkan pada penyelesaian.
Paradigma pemikiran tersebut lazim dianut oleh masyarakat dan juga mediator, sehingga akhir dari semuah proses mediasi sangat jarang berakhir dengan keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak. Dalam perspektif Sosiologi, juga cenderung menawarkan hal yang sama, terutama dalam teori etnometodologis. Pendekatan etnometodologis memberikan tawaran analisis kehidupan sehari-hari terhadap realitas sosial. Salah satunya adalah analisis dalam percakapan dan komunikasi.
Analisis etnometodologis menganggap percakapan sebagai salah satu realitas yang menentukan sistem sosial. Melalui percakapan dapat diketahui bagaimana masyarakat membangun kesepahaman dan membentuk realitasnya. Realitas dimaksud disini adalah keseimbangan sistem sosial.
Berdasarkan landasan tersebut maka dimungkinkan metode etnometodologis digunakan dalam menyelesaikan konflik. Prinsip etnometodologis cenderung menganggap proses mediasi harus dapat mengatur percakapan yang berlangsung dalam mediasi. Menurut pendekatan ini, pengaturan atau mekanisme dalam percakapan yang penting dibandingkan dengan kepentingan pihak-pihak. Pengaturan percakapan menjadi penting karena pada saat itulah pihak-pihak yang terlibat membentuk sebuah keteraturan. Namun percakapan antar pihak tidaklah boleh terjadi secara langsung. Artinya, harus ada pengaturan, sehingga percakapan antar pihak tidak dilakukan secara langsung, namun harus melalui moderator yang dalam hal ini diperankan oleh mediator.
Pendekatan etnometodologis menganggap, percakapan langsung antara pihak berkonflik malah akan mempertegang pertentangan, karena pola seperti itu meningkatkan intensitas perdebatan. Jika pola percakapan langsung tersebut dibiarkan, maka akan terjadi pelebaran fokus persoalan. Masalah pokok yang seharusnya dibicarakan bisa saja terlupakan dengan cara seperti itu, malah hal-hal lain yang berada di luar pokok persoalanlah yang akan memacu persengketaan.
Tugas seorang mediator dalam hal ini bukan hanya mengatur bagaimana proses rembuk atau rapat mediasi berlangsung, namun sebenarnya lebih dari itu. Moderator sebagai pihak yang dianggap netral tentu saja tak bisa tidak bisa berdiri di satu pihak. Ia harus menjadi penengah dan tidak memiliki kecenderungan. Namun sebagai pihak yang netral, sering sekali ia kesulitan mendorong para pihak untuk mencari jalan tengah penyelesaian. Sikap patuh dan disiplin terhadap netralitas malah menjadi kendala, bahkan bisa menjadi bahan ketidakpercayaan para pihak atas kredibilitas mediator. Walaupun mediator tak boleh berpihak, paling tidak kenetralannya tersebut tidak benar-benar bebas nilai.
Yang dipentingkan bagi seorang mediator adalah bagaimana proses perdebatan dan rembuk dapat berjalan tertib dan mengkerucut pada keputusan atau solusi tertentu. Untuk itu ia harus mengatur percakapan sehingga tidak terjadi secara langsung. Mediator menjadi pihak yang mendengar dan menerjemahkan maksud dari percakapan satu pihak yang ditujukan pada pihak lain. Demikian sebaliknya, setelah mendengar, ia kemudian menyampaikan maksud tuntutan atau pernyataan tersebut kepada pihak lainnya. Fungsi tersebut bukan berarti mediator mereduksi keseluruhan maksud dari para pihak, namun mediator bisa me-reinterpretasi, menghaluskan, maupun mempertajam maksud dari pernyataan yang disampaikan pihak-pihak yang berkonflik.
Fungsi mendengar, memahami, me-reinterpretasi, menghaluskan dan mempertajam tersebut bukan berarti memoderasi konflik, namun tujuan utamanya adalah tetap menjaga alur konflik agar tidak melebar kepada hal-hal yang tidak menjadi persengketaan. Namun fungs ini juga harus dijalankan secara hati-hati, dimana para pihak sebelumnya harus memahami peran yang dijalankan oleh mediator. Sebelum pertemuan atau rembuk berlangsung, maka harus dibangun kesepakatan antar pihak sehingga paham dan mau mematuhi aturan main tersebut. Aturan main yang terpenting adalah bagaimana proses penyampaian pandangan atau tuntutan tidak berlangsung secara langsung, namun harus melalui moderator/mediator.
Selain menjaga alur percakapan atau perdebatan, fungsi pengaturan yang dijalankan oleh mediator juga dapat mencegah para pihak untuk berkonflik secara langsung. Jika dibiarkan, maka biasanya para pihak terjebak pada debat kusir yang kemudian mempertinggi intensitas konflik. Kehadiran dan fungsi mediator yang menjadi pihak pendengar, penerjemah dan penyampai maksud akan memperlunak potens meningginya tekanan pada forum pertemuan. Secara sederhana, ada sela waktu yang terjadi ketika para pihak tidak berdebat secara langsung. Sela waktu tersebut bisa meredakan ketegangan dan emosi para pihak, bahkan membuat para pihak mengurungkan niat untuk mengungkapkan sesuatu yang berada di luar konteks perdebatan. Tentu saja kelihatannya fungsi ini bisa dianggap strategi tersembunyi dari mediator, namun dalam kondisi perdebatan yang sangat tegang, peran ini sangat penting.
Ketika mediator bisa mengatur dan meredakan intensitas tekanan konflik di dalam forum, maka terbuka kemungkinan cukup besar untuk mengarahkan pembicaraan yang lebih solutif. Proses selanjutnya tentu saja sangat tergantung dari kemampuan mediator, sehingga perdebatan dan percakapan yang berlangsung dapat menemukan solus yang disepakati bersama.
ORGANISASI SOSIAL DAN INFORMAL (tugas 2)
Organisasi sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, Piknik bersama satu wilayah atau RT, dan lain-lain.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
• Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
• Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Contoh Organisasi Informal
ARISAN
Arisan bisa di katakan sebagai organisasi informal karena organisasi ini terbentuk karena tidak adanya unsur di sengaja antara para pelakunya. Sebab organisasi ini di bentuk karena adanya rasa ketidakpuasan antara para pelaku dengan lingkungan sekitar. Baik itu dari segi ekonomi maupun linkunagan bermasyarakat, biasanya dalam organisasi ini para pelaku membuat suatu kegiatan untuk membuat orang lain baik dalam lingkungan masyarakat itu sendri ataupun masyarakat di lingkungan luar tertarik dan mau ikut dalam kegiatan ini. Biasanya para pelaku menarik perhatian tersebut dengan cara membuat sebuah undian. Undian itu bisa berupa uang ataupun barang, biasanya untuk menentukan siapakah pemenang tersebut para pelaku menggunakan cara kocokan. Apabila ada sebuah nama dari para pelaku tersebut keluar dalam kocokan tersebut, maka ia yang berhak menerima hadiah tersebut. Nampaknya hal itu efektif untuk memanggil para pelaku lainnya untuk masuk atau ikut dalam kegiatan tersebut. hal ini bisa di buktikan dalam semakin banyaknya kegiatan arisan baik dalam tingkat yang kecil, menengah ataupun besar.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, Piknik bersama satu wilayah atau RT, dan lain-lain.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
• Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
• Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Contoh Organisasi Informal
ARISAN
Arisan bisa di katakan sebagai organisasi informal karena organisasi ini terbentuk karena tidak adanya unsur di sengaja antara para pelakunya. Sebab organisasi ini di bentuk karena adanya rasa ketidakpuasan antara para pelaku dengan lingkungan sekitar. Baik itu dari segi ekonomi maupun linkunagan bermasyarakat, biasanya dalam organisasi ini para pelaku membuat suatu kegiatan untuk membuat orang lain baik dalam lingkungan masyarakat itu sendri ataupun masyarakat di lingkungan luar tertarik dan mau ikut dalam kegiatan ini. Biasanya para pelaku menarik perhatian tersebut dengan cara membuat sebuah undian. Undian itu bisa berupa uang ataupun barang, biasanya untuk menentukan siapakah pemenang tersebut para pelaku menggunakan cara kocokan. Apabila ada sebuah nama dari para pelaku tersebut keluar dalam kocokan tersebut, maka ia yang berhak menerima hadiah tersebut. Nampaknya hal itu efektif untuk memanggil para pelaku lainnya untuk masuk atau ikut dalam kegiatan tersebut. hal ini bisa di buktikan dalam semakin banyaknya kegiatan arisan baik dalam tingkat yang kecil, menengah ataupun besar.
PENGERTIAN MANAJEMEN DAN ORGANISASI (tugas 1)
A. PENGERTIAN MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian / pengawasan) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Manajemen juga dapat berarti bagaimana manajer tersebut dan manajer lainnya mengkombinasikan dan menggkoordinasikan berbagai jenis sumber daya tersebut dan mereka melakukannya dengan melaksanakan empat fungsi atau aktivitas manajerial dasar yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian / pengawasan.
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat.
a. Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada.
b. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c. Ciri-ciri organisasi ialah:
1) terdiri daripada dua orang atau lebih,
2) ada kerjasama,
3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain,
B. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN menurut Para Ahli :
1. Menurut George R.Terry
- Perencanaan (Planning);
- Pengorganisasian (Organizing);
- Penggerakan (Actuating);
- Pengawasan (Controlling).
2. Menurut Luther M. Gulick yang disadur oleh Dr. BN.Silalai
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);
- Melaporkan (Reporting);
- Menyusun Anggaran (Budgeting).
3. Menurut Henry Fayol
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Memerintah (Commanding);
- Mengkoordinir (Coordinating);
- Mengawasi (Controlling).
4. Menurut Koontz dan O. Donnel
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Mengawasi (Controlling).
C. BENTUK BAGAN ORGANISASI
1. Bentuk piramid. Bentuk yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti. Contohnya :
2. Bentuk vertikal. Bentuk yang agak menyerupai bentuk piramid dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal. Bagan ini digambarkan secara mendatar, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan. Contohnya :
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Contohnya :
Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian / pengawasan) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Manajemen juga dapat berarti bagaimana manajer tersebut dan manajer lainnya mengkombinasikan dan menggkoordinasikan berbagai jenis sumber daya tersebut dan mereka melakukannya dengan melaksanakan empat fungsi atau aktivitas manajerial dasar yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian / pengawasan.
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat.
a. Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada.
b. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c. Ciri-ciri organisasi ialah:
1) terdiri daripada dua orang atau lebih,
2) ada kerjasama,
3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain,
B. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN menurut Para Ahli :
1. Menurut George R.Terry
- Perencanaan (Planning);
- Pengorganisasian (Organizing);
- Penggerakan (Actuating);
- Pengawasan (Controlling).
2. Menurut Luther M. Gulick yang disadur oleh Dr. BN.Silalai
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);
- Melaporkan (Reporting);
- Menyusun Anggaran (Budgeting).
3. Menurut Henry Fayol
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Memerintah (Commanding);
- Mengkoordinir (Coordinating);
- Mengawasi (Controlling).
4. Menurut Koontz dan O. Donnel
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Mengawasi (Controlling).
C. BENTUK BAGAN ORGANISASI
1. Bentuk piramid. Bentuk yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti. Contohnya :
2. Bentuk vertikal. Bentuk yang agak menyerupai bentuk piramid dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal. Bagan ini digambarkan secara mendatar, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan. Contohnya :
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Contohnya :
Jumat, 20 Mei 2011
7 GOL TERBAIK INDONESIA
Tim nasional sepak bola Indonesia meraih hasil gemilang selama perhelatan piala AFF 2010. Hingga saat ini sudah belasan gol yang berhasil disarangkan ke jala gawang lawan selama kejuaraan sepakbola tingkat Asia Tenggara ini. Dan berikut 7 gol terbaik tim garuda di AFF cup 2010 hingga babak semi final.
1. Yang pertama adalah gol yang diciptakan oleh Irfan Haarys Bachdim saat tim nasional Indonesia menjamu Malaysia di babak penyisihan grup A 1 Desember lalu. Bermain di stadion utama Gelora Bung Karno pemain muda kelahiran 22 tahun lalu ini mampu merobek jala lawan di menit-menit akhir pertandingan. Pemain berparas tampan yang baru bergabung dengan tim nasional Indonesia ini mampu memaksimalkan umpan silang terukur okto yang mengecoh barisan pemain belakang dan kiper Malaysia. Tak hanya membuat stadion bergemuru, gol fantastic kekasih Jeniffer Kurniawan ini menutup laga dengan skor telak 5-1 serta mengantarkan tim garuda di peringkat satu klasemen sementara grup A kala itu.
Selebrasi gol dari IRfAN BACHDIM dengan memeluk BAMBANG PAMUNGKAS
2. Beralih ke laga berikutnya melawan Laos 4 Desember 2010. Ada beberapa gol apik yang berhasil di ciptakan tim nasional Indonesia dan kembali melakukan pesta gol di Gelora Bung Karno. Salah satunya adalah gol Muhammad Ridwan pada menit 32. Pemilik kaos bernomor punggung 22 ini sukses mencetak gol ke-2 tim Garuda setelah memanfaatkan operan blunder pemain Laos. Pemain 30 tahun yang memiliki skill mumpuni dan mampu melewati tim belakang lawan dan mampu membuat bola melewati garis gawang meski sempat terpeleset.
MUHAMMAD RIDWAN nyaris terpeleset sebelum mencetak gol
3. Masih dalam laga melawan Laos. Gol apik tim nasional Indonesia selanjutnya tercipta dari kaki Firman Utina. Jenderal lapangan tengah tim merah putih ini tercipta saat menit waktu pertandingan menunjukkan angka 50. Di awali dengan aksi operan satu dua dengan Muhammad Ridwan di luar kotak penalty, tendangan pemain berumur 26 tahun ini berhasil menceploskan si kulit bundar dan menggetarkan gawang Laos untuk ke-2 kalinya. Menariknya lagi, ini merupakan gol ke-2 Firman setelah sebelumnya berhasil menciptakan gol pembuka tim Garuda lewat titik penalty pada laga ini.
Ekspresi kegembiraan timnas menyambut gol yang di lesatka FIRMAN UTINA
4. Masih dari laga ini. Lagi-lagi gol terbaik Indonesia tersemat pada Irfan Bachdim. Setelah sebelumnya ikut menyumbang angka pada laga melawan Malaysia. Penyerang Persema Malang ini berhasil menggelar aksi gemilangnya tepat setelah gol Firman Utina, tepatnya pada menit 62. Kali ini pemain kelahiran 11 Agustus 88 ini berhasil menyumbang gol ke-4 tim nasional Indonesia pada laga ini. Di awali dengan aksi umpan satu dua dengan tandemnya di lini depan, Christian Gonzales. Sepakan kaki kanan Irfan mampu menyisir rumput lapangan stadion dan berakhir di tiang jauh gawang lawan. Menariknya lagi gol ini mampu menambah rekor gol Irfan pada turnamen piala AFF ini menjadi dua gol.
Lagi-lagi selebrasi gol IRFAN BACHDIM
5. Gol apik berikutnya terjadi pada laga melawan Laos ini tercipta di menit 81 laga. Adalah Oktovianus Maniani yang berhasil menambahkan keunggulan tim Garuda menjadi 6-0 tanpa balas. Yang membuat menarik, gol ini tercipta berkat kerjasama terpadu pemain muda tim merah putih Irfan Bachdim dan Oktovianus. Diawali dengan umpan terobosan Irfan, kecepatan pemain mungil asal Sriwijaya FC ini saat membawa bola, mampu mengungguli dua pemain belakang Laos. Dan dengan penuh percaya diri, sepakan kaki kiri pemain berusia 20 tahun ini mantap bersarang di gawang lawan dan membawa Indonesia di peringkat pertama klasemen sementara grup A piala AFF 2010.
OKTOVIANUS MANIANI (10)
6. Gol terbaik selanjutnya tersaji saat Indonesia melakoni laga ke-3 melawan Thailand 7 Desember lalu. Sejatinya laga sarat emosi ini berjalan seru sejak peluit kick off di bunyikan. Dua tim saling menebar ancaman dari menit awal pertandingan. Adalah Bambang Pamungkas yang berhasil menciptakan salah satu gol terbaik bagi timnas Indonesia pada ajang ini. Di awali dengan penetrasi tajam yang di lakukan oleh supersub Arif Suyono. Tendangan keras Arif menyentuh tangan aktif pemain belakang Thailand, Bom Sa. Dengan kepercayaan diri penuh dan ketenangan, tendangan penalty pemain kebanggaan Indonesia yang baru masuk menggantikan Irfan di menit 58 ini berhasil tercipta menjadi gol ke-2 tim garuda mengungguli satu gol Thailand. Yang menambah nilai plus adalah gol ke-2 pemain bernomor punggung 20 pada laga ini mampu merubah catatan minus kala melawan Thailand, serta menghantarkan Indonesia ke babak semi final.
BAMBANG PAMUNGKAS membuat kiper Timnas Thailand harus memungut bola dari gawangnya meski harus melalui titik putih
7. Masih segar ingatan kita kala itu saat tim nasional Indonesia bertanding di semifinal ke-2 melawan Filipina 19 Desember 2010 kemarin. Tampil menekan sejak awal laga tim Garuda mampu mengungguli tim lawan lewak aksi Christian Gonzales di menit 44 babak pertama. Sepakan keras kaki kiri striker andalan tim merah putih ini tak hanya membawa kemenangan juga sekaligus menghantarkan tim asuhan Alfred Riedl ke final AFF 2010. Hingga kini Christian total mencetak gol sebanyak 3 kali bagi Negara barunya, Indonesia.
Striker timnas Indonesia, Christian Gonzales
1. Yang pertama adalah gol yang diciptakan oleh Irfan Haarys Bachdim saat tim nasional Indonesia menjamu Malaysia di babak penyisihan grup A 1 Desember lalu. Bermain di stadion utama Gelora Bung Karno pemain muda kelahiran 22 tahun lalu ini mampu merobek jala lawan di menit-menit akhir pertandingan. Pemain berparas tampan yang baru bergabung dengan tim nasional Indonesia ini mampu memaksimalkan umpan silang terukur okto yang mengecoh barisan pemain belakang dan kiper Malaysia. Tak hanya membuat stadion bergemuru, gol fantastic kekasih Jeniffer Kurniawan ini menutup laga dengan skor telak 5-1 serta mengantarkan tim garuda di peringkat satu klasemen sementara grup A kala itu.
Selebrasi gol dari IRfAN BACHDIM dengan memeluk BAMBANG PAMUNGKAS
2. Beralih ke laga berikutnya melawan Laos 4 Desember 2010. Ada beberapa gol apik yang berhasil di ciptakan tim nasional Indonesia dan kembali melakukan pesta gol di Gelora Bung Karno. Salah satunya adalah gol Muhammad Ridwan pada menit 32. Pemilik kaos bernomor punggung 22 ini sukses mencetak gol ke-2 tim Garuda setelah memanfaatkan operan blunder pemain Laos. Pemain 30 tahun yang memiliki skill mumpuni dan mampu melewati tim belakang lawan dan mampu membuat bola melewati garis gawang meski sempat terpeleset.
MUHAMMAD RIDWAN nyaris terpeleset sebelum mencetak gol
3. Masih dalam laga melawan Laos. Gol apik tim nasional Indonesia selanjutnya tercipta dari kaki Firman Utina. Jenderal lapangan tengah tim merah putih ini tercipta saat menit waktu pertandingan menunjukkan angka 50. Di awali dengan aksi operan satu dua dengan Muhammad Ridwan di luar kotak penalty, tendangan pemain berumur 26 tahun ini berhasil menceploskan si kulit bundar dan menggetarkan gawang Laos untuk ke-2 kalinya. Menariknya lagi, ini merupakan gol ke-2 Firman setelah sebelumnya berhasil menciptakan gol pembuka tim Garuda lewat titik penalty pada laga ini.
Ekspresi kegembiraan timnas menyambut gol yang di lesatka FIRMAN UTINA
4. Masih dari laga ini. Lagi-lagi gol terbaik Indonesia tersemat pada Irfan Bachdim. Setelah sebelumnya ikut menyumbang angka pada laga melawan Malaysia. Penyerang Persema Malang ini berhasil menggelar aksi gemilangnya tepat setelah gol Firman Utina, tepatnya pada menit 62. Kali ini pemain kelahiran 11 Agustus 88 ini berhasil menyumbang gol ke-4 tim nasional Indonesia pada laga ini. Di awali dengan aksi umpan satu dua dengan tandemnya di lini depan, Christian Gonzales. Sepakan kaki kanan Irfan mampu menyisir rumput lapangan stadion dan berakhir di tiang jauh gawang lawan. Menariknya lagi gol ini mampu menambah rekor gol Irfan pada turnamen piala AFF ini menjadi dua gol.
Lagi-lagi selebrasi gol IRFAN BACHDIM
5. Gol apik berikutnya terjadi pada laga melawan Laos ini tercipta di menit 81 laga. Adalah Oktovianus Maniani yang berhasil menambahkan keunggulan tim Garuda menjadi 6-0 tanpa balas. Yang membuat menarik, gol ini tercipta berkat kerjasama terpadu pemain muda tim merah putih Irfan Bachdim dan Oktovianus. Diawali dengan umpan terobosan Irfan, kecepatan pemain mungil asal Sriwijaya FC ini saat membawa bola, mampu mengungguli dua pemain belakang Laos. Dan dengan penuh percaya diri, sepakan kaki kiri pemain berusia 20 tahun ini mantap bersarang di gawang lawan dan membawa Indonesia di peringkat pertama klasemen sementara grup A piala AFF 2010.
OKTOVIANUS MANIANI (10)
6. Gol terbaik selanjutnya tersaji saat Indonesia melakoni laga ke-3 melawan Thailand 7 Desember lalu. Sejatinya laga sarat emosi ini berjalan seru sejak peluit kick off di bunyikan. Dua tim saling menebar ancaman dari menit awal pertandingan. Adalah Bambang Pamungkas yang berhasil menciptakan salah satu gol terbaik bagi timnas Indonesia pada ajang ini. Di awali dengan penetrasi tajam yang di lakukan oleh supersub Arif Suyono. Tendangan keras Arif menyentuh tangan aktif pemain belakang Thailand, Bom Sa. Dengan kepercayaan diri penuh dan ketenangan, tendangan penalty pemain kebanggaan Indonesia yang baru masuk menggantikan Irfan di menit 58 ini berhasil tercipta menjadi gol ke-2 tim garuda mengungguli satu gol Thailand. Yang menambah nilai plus adalah gol ke-2 pemain bernomor punggung 20 pada laga ini mampu merubah catatan minus kala melawan Thailand, serta menghantarkan Indonesia ke babak semi final.
BAMBANG PAMUNGKAS membuat kiper Timnas Thailand harus memungut bola dari gawangnya meski harus melalui titik putih
7. Masih segar ingatan kita kala itu saat tim nasional Indonesia bertanding di semifinal ke-2 melawan Filipina 19 Desember 2010 kemarin. Tampil menekan sejak awal laga tim Garuda mampu mengungguli tim lawan lewak aksi Christian Gonzales di menit 44 babak pertama. Sepakan keras kaki kiri striker andalan tim merah putih ini tak hanya membawa kemenangan juga sekaligus menghantarkan tim asuhan Alfred Riedl ke final AFF 2010. Hingga kini Christian total mencetak gol sebanyak 3 kali bagi Negara barunya, Indonesia.
Striker timnas Indonesia, Christian Gonzales
Senin, 16 Mei 2011
BUDAYA SUKU PADANG
ASAL USUL KATA
Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar dengan diberikan pisau pada tanduknya. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau,[12] yang berasal dari ucapan 'Manang kabau' (artinya menang kerbau). Nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama[13] bertarikh 1365 M, juga telah ada menyebutkan nama Minangkabwa sebagai salah satu dari negeri Melayu yang ditaklukannya.
Sedangkan nama "Minang" (kerajaan Minanga) itu sendiri juga telah disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 682 Masehi dan berbahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang bertolak dari "Minānga" ....[14] Beberapa ahli yang merujuk dari sumber prasasti itu menduga, kata baris ke-4 (...minānga) dan ke-5 (tāmvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi mināngatāmvan dan diterjemahkan dengan makna sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud diduga menunjuk kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan.[15] Namun pendapat ini dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tāmvan" tidak ada hubungannya dengan "temu", karena kata temu dan muara juga dijumpai pada prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang lainnya.[16] Oleh karena itu kata Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan Minang itu sendiri.
KOMPONEN BUDAYA PADANG:
1. BAHASA
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu anak cabang bahasa Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu, ada yang menganggap bahasa yang dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya, sementara yang lain justru beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan
2. SENI
Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan tari piring karena para penari saat menari membawa piring.
Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan.
Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Urutan Seni Tari Piring
Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.
Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.
Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan.
3. Saat Menari
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala4. Mengakhiri Tarian
Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut; sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan
MAKNA DARI PROSES TARI PIRING
Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut”. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.
Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan adalah untuk tujuan hiburan semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih dari pada itu. Persembahan Tari Piring di dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah kepada orang ramai kepada penari sendiri.
Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi sebuah tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, cukup dengan pukulan Rebana dan Gong saja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada umumnya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Itulah artikel yang membahas mengenai Seni tari piring dari Sumatra barat atau Tanang minangkabau. Semoga Budaya Seni tari asli dari tanah minangkabau ini bisa dijaga oleh para generasi muda sehingga bisa tetap lestari dan tidak punah.
3. TEKNOLOGI
Di zaman teknologi canggih, peranan budaya dibantu perkembangannya kemajuan teknologi seperti internet, televisi, radio, majalah, dan surat kabar. Setiap orang tidak perlu pergi jauh untuk bisa melihat sesuatu yang berbeda dari budayanya.
Ambil saja contoh budaya Minangkabau. Orang di luar sana bisa langsung melihat pertunjukan budaya dan berbagai macam jenis kesenian yang ada didalam Minang Kabau lewat berbagai media di atas.
Minang Kabau adalah sebuah negeri yang kaya akan adat istiadat dan budaya yang terkenal sampai ke mancanegara. Cuma kemajuan di atas harus juga diiringi kemajuan sumber daya manusianya. Jangan sampai kemajuan teknologi akan menghasilkan apresiasi instan saja.
Kita ketahui, di Minangkabau orang berfilosofi pada “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.” Kalimat tersebut mengandung arti yang sangat dalam bahwa seorang anak Minang harus menjaga nama bundo kanduangnya yakni tanah Minang yang dicintai. Setiap tingkah laku perbuatan yang dilakukan haruslah berpedoman kepada hal di atas. Dalam hal ini, adat selalu memakai apa yang dikatakan oleh syarak yang berarti agama yang berpegang teguh kepada kitab Al Qur’an. “syarak mangato adat mamakai”. Ini juga salah satu kata orang tua dahulunya yang dimaksudkan diatas.
Sayang, hal-hal seperti di atas secara berangsur-angsur hilang terbawa arus kebudayaan dari negeri barat-westernisasi dan aplikasi teknologi secara negatif. Disinilah perannya sumber daya manusia anak negeri untuk bisa menyaring serbuan itu. Diakui memang sulit untuk bisa menyatakan bahwa hal ini akan cepat bisa diatasi. Tapi, secara berpikir positif kita harus berpikir ini bisa diatasi dengan mudah bila adanya peran serta dari orang tua yang mau menggiatkan dan membantu pemerintah dalam hal budaya khususnya. Segala sesuatu sifat dan karakter manusia itu ditentukan oleh dan dari siapa keluarganya, juga situasi lingkungan yang merupakan pengaruh sangat besar dalam perkembangan budaya Minang Kabau saat ini.
Pemerintah juga menggalakkan “baliak ka surau,” himbauan ini sangatlah kecil maknanya bagi orang yang tidak tahu apa arti kembali ke surau atau musala. Maksudnya kita harus mempondasikan hal seperti silaturahmi yang erat terlebih dahulu. Dengan adanya silaturahmi yang bagus tanpa adanya pemutusan tali persaudaraan, anak minang akan senang dan mudah untuk kembali ke surau diiringi dengan program yang menarik bagi para remaja.
Kalau cuma ceramah satu jam, mereka hanya duduk dan dengar tanpa adanya respon. Kita semua pun akan susah untuk bisa memahami apa sebenarnya yang dibicarakan. Di surau, anak diajari bagaimana bisa salat, mengaji dan membela dirinya dengan bela diri minang yakni Silat. Seorang anak Minang yang tau dengan silat, dia akan tau dengan dirinya. Karena arti hakiki dari silat bahwasanya seorang pesilat akan tau akan dirinya, tau akan kemana dia melangkah. Persisnya sama dengan rukun iman dalam agama Islam yang menyuruh kita percaya dan taat(takut) yakni menjalankan perintah Nya dan meninggalkan larangan Nya.
Akhirnya dengan bisa membudayakan diri kita sendiri dalam melakukan segala hal yang baik, kita dengan mudah untuk mempelajari dan memahami apa arti dan bagaimana perkembangan budaya Minang Kabau ini akan dibawa. Meski serbuan arus global dan teknologi datang menghadang.
4. MATA PENCAHARIAN
Nagari Padang Magek yang berada di daerah kabupaten Tanah Datar berhawa sejuk, hampirdiseluruh kabupaten Tanah Datar hujan turun dengan teratur setiap tahun, hal ini berdampak positif bagi usaha pertanian didaerah ini. Masyarakat Padang Magek sebagian besar hidup sebagai petani (90%),disamping itu ada juga sebagian pengerajin kerajinan rumah tangga (0,85%), pedangang (0,85%),pegawai negeri/karyawan (3,78%), tukang (2,14%), pensiunan ABRI (0,56%), dan buruh (1,41%). Usaha pertanian di Nagari Padang Magek terdiri dari persawahan dan ladang. Hasil pertanian cukup memberikan kontribusi terhadap daerah lain. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah bertani. Kondisi geografis daerah Padang Magek banyak dialiri sungai-sungai kecil. seperti sungai Sawah Dalam, sungai Lubuak Tangguak, sungai Lubuak Dantuang, dan sungai Lubuak Burai. Dikarenakan seperti itu, masyarakat Padang Magek sering menangkap ikan atau belut, dengan lukah (bubu) sebagai tambahan mata pencarian. Nagari Padang Magek terdiri dari dataran tinggi yang berbukit-bukit dan dataran rendah. Bagian perbukitan dijadikan masyarakat sebagai tempat tinggal, sedangkan lereng perbukitan dijadikan lahan perkebunan yang lazim disebut dengan ladang. Dataran rendah atau lembah yang terdapat diantara perbukitan juga dijadikan lahan persawahan. Sebagian besar daerah ini memiliki tanah yang subur, baik untuk dijadikan lahan persawahan dan ditanami sayur-sayuran. Membajak dengan menggunakan tenaga kerbau merupakan suatu cara untuk pengolahan lahan dalam menunjang pekerjaan petani. Disamping itu, kerbau dapat digunakan sebagai penunjang ekonomi karena dapat diperjual-belikan.
5. SISTEM AGAMA
Mayoritas penduduk kota Padang memeluk agama Islam. Kebanyakan pemeluknya adalah orang Minangkabau. Agama lain yang dianut di kota ini adalah Kristen, Buddha, dan Khonghucu, yang kebanyakan dianut oleh penduduk bukan dari suku Minangkabau.Beragam tempat peribadatan juga dijumpai di kota ini. Selain didominasi oleh masjid, gereja dan klenteng juga terdapat di kota Padang. Masjid Raya Ganting merupakan masjid tertua di kota ini, yang dibangun sekitar tahun 1700. Sebelumnya masjid ini berada di kaki Gunung Padang sebelum dipindahkan ke lokasi sekarang. Beberapa tokoh nasional pernah salat di masjid ini diantaranya Soekarno, Hatta, Hamengkubuwana IX dan A.H. Nasution. Bahkan Soekarno sempat memberikan pidato di masjid ini. Masjid ini juga pernah menjadi tempat embarkasi haji melalui pelabuhan Emmahaven waktu itu, sebelum dipindahkan ke Asrama Haji Tabing sekarang ini.
Gereja katholik dengan arsitektur Belanda telah berdiri sejak tahun 1933 di kota ini, walaupun French Jesuits telah mulai melayani umatnya sejak dari tahun 1834, seiring bertambahnya populasi orang Eropa waktu itu.Dalam rangka mendorong kegairahan penghayatan kehidupan beragama terutama bagi para penganut agama Islam pada tahun 1983 untuk pertama kalinya di kota ini diselenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional yang ke-1
6. ORGANISASI SOSIAL
Dua dari organisasi etnis Tionghoa tertua lahir di kota Padang. Organisasi ini bahkan merupakan organisasi pemakaman tertua di Nusantara.
Budaya-Tionghoa.Net | Aktivitas perdagangan etnis Tionghoa dengan penduduk Minangkabau sudah berlangsung sejak abad ke-13. Pelayaran mereka dilakukan dari Tiongkok sampai ke teluk Aden di Asia Barat melalui selat Malaka.
Seiring jalur perdagangan lada dibuka di pantai Barat Sumatera, jumlah etnis Tionghoa yang datang ke Sumatera Barat makin banyak. Mereka menempuh jalur sungai dan jalan setapak untuk mendistribusikan lada dari dataran tinggi menuju pelabuhan di pantai Pariaman, Tiku, Ulakan dan Koto Tengah.
Peraturan pembatasan wilayah bagi penduduk Timur Asing oleh pemerintahan Belanda membuat etnis Tionghoa Sumatera Barat lebih terkonsentrasi di kota di Kota Padang, tepatnya di sekitar sungai Batang Arau, kawasan pecinan Kampung Pondok, Pasar Tanah Kongsi, Kelenteng dan sekitarnya.
Masyarakat Tionghoa Padang pun membentuk organisasi, dengan tujuan melayani kebutuhan anggota dalam bidang sosial dan budaya.
Pada tahun 1863, berdiri organisasi Hook Tek Tong (HTT), yang merupakan perhimpunan kematian dan pemakaman, sekaligus sebagai sarana menghormati leluhur kakek tua Hook Tek Tjeng Sin.
Sampai 1890, karena cukup banyak kesulitan dalam mengurus kebutuhan etnis Tionghoa, dibentuklah perhimpunan atau kongsi baru. Terbentuk organisasi Heng Beng Tong (HBT).
Dua organisasi ini mempunyai tata cara dan ciri berbeda dalam hubungan antar anggotanya. Setiap anggota HBT, misalnya, apapun agamanya, diwajibkan melakukan sembahyang Kwan Tee Koen dan arwah leluhur dengan mengangkat hio. Sementara anggota HTT wajib memenuhi surat panggilan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemakaman.
Walaupun di beberapa daerah di Indonesia seperti di Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain, terdapat Yayasan atau organisasi etnis Tionghoa, namun organisasi Tionghoa yang ada di Sumatera Barat bisa dikatakan unik, karena hanya lahir dan ada di Sumatera Barat saja dan tidak terdapat di daerah lain. Dalam organisasi ini juga dirangkul keanggotaan dari semua suku dan marga etnis Tionghoa yang ada. Kelebihan lainnya adalah mereka berhasil mempertahankan budaya asli Tionghoa secara turun temurun seperti upacara pemakaman yang masih dilakukan di masa China kuno. Organisasi pemakaman ini bahkan tercatat sebagai organisasi pemakaman yang pertama hadir di Nusantara.
Terbentuknya organisasi pemakaman ini tak terlepas dari perlunya etnis Tionghoa Padang bergotong royong ketika hendak menguburkan jenasah. Mereka harus membawa peti dari gelondong kayu utuh yang dilubangi ke atas gunung yang menghadap laut. Proses menggotong peti yang beratnya mencapai ratusan kilogram ini harus dilakukan dengan ditandu. Tanpa kerjasama, mustahil sebuah keluarga dapat melakukannya sendiri.
Yang menarik adalah walaupun mereka berhasil mempertahankan identitas budaya mereka, sangat sedikit dari penduduk Tionghoa Padang yang bisa berbahasa Mandarin.
Antara tahun 1900 sampai 1932, ketika banyak organisasi Tionghoa berdiri dengan nuansa politik dua organisasi ini berdiri di garis tengah sebagai organisasi sosial budaya yang tidak beraliansi politik sama sekali.
Tahun 1963, etnis Tionghoa yang beragama Katholik mendirikan perkumpulan Chinese Katholieke Bond. Perkumpulan ini lalu berubah menjadi lintas etnis yang didasarai agama Katholik pada tahun 1964, bernama PSKP Santu Yusuf. Perkumpulan ini juga melayani kebutuhan pemakaman. Berbeda dengan dua organisasi sebelumnya, mereka menerima anggota perempuan. Di tahun 1993, terbentuk pula organisasi Tionghoa bernuansa Islam yaitu PITI.
Seiring dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Orde Baru, HTT mengubah namanya menjadi Himpunan Tjinta Teman, sementara HBT menjadi Himpunan Bersatu Teguh. Setelah reformasi bergulir, organisasi etnis Tionghoa di Padang dan Sumatera Barat kembali menjamur seperti di kota-kota lain di Indonesia.
7. SISTEM PENGETAHUAN
Setiap suku bangsa atau etnik manapun, mempunyai cara atau landasan tertentu dalam mengembangkan dan menyerap pengetahuan, ilmu dan teknologi.
Mulai dari ilmu dan teknologi yang sangat sederhana sampai kepada yang teramat tinggi.
Kecepatan gerakannya untuk mengembangkan, menyerap dan menemukan pengetahuan, ilmu dan teknologi ditentukan oleh banyak faktor, antara lain; geografis, sistim kepercayaan, sistim adat dan sistem pendidikan.
Bangsa Yunani yang dikenal sebagai bangsa yang melahirkan berbagai aliran filsafat, dilandasi oleh mitologi-mitologi yang banyak.
Daerahnya yang tidak subur, menyebabkan mereka harus merentas dunia sampai ke Mesir.
Di sana pikiran-pikiran Timur dan Barat mereka pertemukan dengan berbagai filsafat yang disusun.
Tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles dan Socrates bukanlah sesuatu yang asing bagi kita sekarang ini.
Bangsa Jepang, yang kita kenal sekarang sebagai bangsa yang amat kreatif dan ulet dalam menciptakan berbagai keperluan kehidupan modern, dilandasi oleh semangat dan sistem kepercayaan yang berbeda dengan bangsa-bangsa Asia lainnya.
Mitologi dewa matahari mereka, telah menempatkan bangsa Jepang sebagai suatu bangsa yang punya sistem kepercayaan dan kehidupan tersendiri.
Sebelum itu, bangsa Mesir yang telah meninggalkan piramida-piramida yang mengagumkan, bangsa Jerman dengan berbagai penemuan keilmuan, bangsa Prancis dengan ketinggian budaya dan seninya, bangsa Inggeris dengan kemasyhurannya menjadi petualang dan menemukan berbagai benua dan dunia.
Islam yang telah melahirkan pusat-pusat kebudayaan, keilmuan, filsafat di tiga pusat dunia; Bagdad (Irak), Iskandariah (Mesir) dan Cordova (Spanyol) merupakan bukti yang tidak terbantah, bahwa agama (sistem kepercayaan), bahasa, geografis dan beberapa faktor lainnya adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membicarakan masalah penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan iptek di dunia.
Semua bukti-bukti sejarah seperti di atas itu menunjukkan kepada kita, bahwa setiap bangsa mempunyai cara-cara dan sistem tertentu dalam menemukan, mengembangkan berbagai kemajuan pengetahuan, ilmu dan teknologinya.
Bahkan masyarakat primitif sekalipun mempunyai cara dan sistem sendirinya pula, sesuai dengan apa yang mereka perlukan.
Suatu masyarakat yang dapat atau lebih cepat mengembangkan pengetahuan dan iptek, menurut kajian sosio-linguistik, adalah masyarakat yang dapat mencirikan dirinya sebagai masyarakat akademik.
Artinya, masyarakat yang disebut masyarakat akademik itu mempunyai ciri, kecenderungan untuk bergerak secara rasional, pragmartis dan egaliter, sebagaimana ciri-ciri utama dari sifat akademik itu sendiri.
Sebagaimana juga terlihat pada sifat masyarakat Eropa, Jepang, dan beberapa negara yang mengamalkan ajaran Islam seperti Istambul, Bagdad, Iskandariah dan Cordova itu.
Masyarakat akademik adalah masyarakat yang dalam berbagai kegiatan sosial budayanya menggunakan berbagai macam penanda keilmuan Dan menurut kajian sosiologi, disebutkan bahwa masyarakat demikian adalah masyarakat yang berpikir pragmatis, egaliter dan metropolis.
Artinya, mereka terbuka menerima sesuatu yang baru tanpa kehilangan identitas dirinya.
Diposkan oleh faiza ulfa di 21:22 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Minggu, 27 Maret 2011
MANUSIA DAN HARAPAN
MANUSIA DAN HARAPAN
PENGERTIAN HARAPAN
HARAPAN adalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan ,manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya .
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,pengalaman,lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Persamaan cita-cita dan harapan : keduanya sama menyangkut masa depan dan harapan karena blm terwujud pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat .
Peyebab manusia mempunyai harapan : Pada umumnya kodratnya manusia adalah mahkluk social . ditengah-tengah manusia itulah,seorang dapat hidup dan berkembang baik fisik atau jasmani maupun mental atau spritualnya . ada 2 hal yang mendorong hidup bergaul dengan manusia lainnya yakni dorongan kodrat dan kebutuhan hidup .doronga kodrat menyebabkan manusia mempumpanyai keinginan atau harapan ,misalnya menangis,tertawa,bergembira,dan sebagainya .dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat , kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain . manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan , kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas :
Kebutuhan jasmani dan rohani . kebutuhan jasmaninya adalah makan,minum,pakaian,dan rumah (sandang,pangan,papan).
Sesuai dengan kodratnya manusia atau kebutuhan manusia adalah :
- kelangsungan hidup
- keamanan
- hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
- diakui lingkungan
- perwujudan cita-cita
DOA adalah Allah memerintahkan manusia agar selalu berdoa dan merendahkan diri padanya serta menjanjikan akan mengabulkan doa dan mewujudkan apa yang diminta itu .
Doa adalah ibadah yang sangat agung yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Tuhan .
Hakikat doa adalah menunjukan ketergantungan kita kepada Tuhan dan berlepas diri daya dan upaya mahkluk .
Doa juga merupakan lambing kelemahan manusia , didalam doa terkandung pujian terhadap Tuhan
Contoh doa : Ya Allah cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram perkayalah aku dengan karuniamu(supaya aku tidak meminta)kepada selain-Mu (HR:At-Tirmidzi)
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN adalah Artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran . Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan,atau keyakinan akan kebenaran
3 TEORI KEBENARAN :
1. Teori koherensi atau konsisten yaitu suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar .
2. Teori korespondensi yaitu suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkomponden (berhubungan) dengan obyek-obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut
3. Teori pragmatis kebenaran atau suatu prnyataan diukur sengan criteria apakah peryataan tersebut bersifat funsional dalam kehidupan praktis.
Kepercayaan & usaha untuk meningkatkannya
Membedakan 4 kepercayaan :
1) Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan stiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Kepercayaan pada orang lain , percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,orangtua,guru,atau siapa saja.kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya .perbuatan yang sesuai dengan kata hati atau terhadap kebenarannya
3) Kepercayaan terhadap pemerintah berdasarkan pandangan teokratis menurut etika,filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna Negara itu berasal dari tuhan .Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia , atau setidak-tidaknya Tuhanlah yang memiliki kedaulatan sejati . karena semua adalah ciptaan tuhan , semua mengemban kewibaan , terutama pengenman tertinggi yaitu raja langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan . pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalahn dari rakyat kewibawaan pun milik rakyat kedaulatan mutlak pada Negara,Negara demikian itu disebut Negara totaliter.
4) Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya , tetapi diciptakan oleh Tuhan .kepercayaan brarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran . kepercayaan itu amat penting , karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya .
Usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannnya :
1. menungkatkan ketaqwaan kita dengan menjalankan ibadah
2. meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
3. meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,dermawan dsb.
4. menekan perasaan negative seperti iri dengki,fitnah dan sebagainya.
Diposkan oleh faiza ulfa di 23:23 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
Ilmu Budaya Dasar – ATA 07/08 Halaman 3 dari 6
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
1. Pengabdian
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Ilmu Budaya Dasar – ATA 07/08 Halaman 4 dari 6
Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.
2. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah
Ilmu Budaya Dasar – ATA 07/08 Halaman 5 dari 6
tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar dengan diberikan pisau pada tanduknya. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau,[12] yang berasal dari ucapan 'Manang kabau' (artinya menang kerbau). Nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama[13] bertarikh 1365 M, juga telah ada menyebutkan nama Minangkabwa sebagai salah satu dari negeri Melayu yang ditaklukannya.
Sedangkan nama "Minang" (kerajaan Minanga) itu sendiri juga telah disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 682 Masehi dan berbahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang bertolak dari "Minānga" ....[14] Beberapa ahli yang merujuk dari sumber prasasti itu menduga, kata baris ke-4 (...minānga) dan ke-5 (tāmvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi mināngatāmvan dan diterjemahkan dengan makna sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud diduga menunjuk kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan.[15] Namun pendapat ini dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tāmvan" tidak ada hubungannya dengan "temu", karena kata temu dan muara juga dijumpai pada prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang lainnya.[16] Oleh karena itu kata Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan Minang itu sendiri.
KOMPONEN BUDAYA PADANG:
1. BAHASA
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu anak cabang bahasa Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu, ada yang menganggap bahasa yang dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya, sementara yang lain justru beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan
2. SENI
Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan tari piring karena para penari saat menari membawa piring.
Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan.
Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Urutan Seni Tari Piring
Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.
Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.
Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan.
3. Saat Menari
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala4. Mengakhiri Tarian
Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut; sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan
MAKNA DARI PROSES TARI PIRING
Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut”. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.
Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan adalah untuk tujuan hiburan semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih dari pada itu. Persembahan Tari Piring di dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah kepada orang ramai kepada penari sendiri.
Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi sebuah tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, cukup dengan pukulan Rebana dan Gong saja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada umumnya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Itulah artikel yang membahas mengenai Seni tari piring dari Sumatra barat atau Tanang minangkabau. Semoga Budaya Seni tari asli dari tanah minangkabau ini bisa dijaga oleh para generasi muda sehingga bisa tetap lestari dan tidak punah.
3. TEKNOLOGI
Di zaman teknologi canggih, peranan budaya dibantu perkembangannya kemajuan teknologi seperti internet, televisi, radio, majalah, dan surat kabar. Setiap orang tidak perlu pergi jauh untuk bisa melihat sesuatu yang berbeda dari budayanya.
Ambil saja contoh budaya Minangkabau. Orang di luar sana bisa langsung melihat pertunjukan budaya dan berbagai macam jenis kesenian yang ada didalam Minang Kabau lewat berbagai media di atas.
Minang Kabau adalah sebuah negeri yang kaya akan adat istiadat dan budaya yang terkenal sampai ke mancanegara. Cuma kemajuan di atas harus juga diiringi kemajuan sumber daya manusianya. Jangan sampai kemajuan teknologi akan menghasilkan apresiasi instan saja.
Kita ketahui, di Minangkabau orang berfilosofi pada “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.” Kalimat tersebut mengandung arti yang sangat dalam bahwa seorang anak Minang harus menjaga nama bundo kanduangnya yakni tanah Minang yang dicintai. Setiap tingkah laku perbuatan yang dilakukan haruslah berpedoman kepada hal di atas. Dalam hal ini, adat selalu memakai apa yang dikatakan oleh syarak yang berarti agama yang berpegang teguh kepada kitab Al Qur’an. “syarak mangato adat mamakai”. Ini juga salah satu kata orang tua dahulunya yang dimaksudkan diatas.
Sayang, hal-hal seperti di atas secara berangsur-angsur hilang terbawa arus kebudayaan dari negeri barat-westernisasi dan aplikasi teknologi secara negatif. Disinilah perannya sumber daya manusia anak negeri untuk bisa menyaring serbuan itu. Diakui memang sulit untuk bisa menyatakan bahwa hal ini akan cepat bisa diatasi. Tapi, secara berpikir positif kita harus berpikir ini bisa diatasi dengan mudah bila adanya peran serta dari orang tua yang mau menggiatkan dan membantu pemerintah dalam hal budaya khususnya. Segala sesuatu sifat dan karakter manusia itu ditentukan oleh dan dari siapa keluarganya, juga situasi lingkungan yang merupakan pengaruh sangat besar dalam perkembangan budaya Minang Kabau saat ini.
Pemerintah juga menggalakkan “baliak ka surau,” himbauan ini sangatlah kecil maknanya bagi orang yang tidak tahu apa arti kembali ke surau atau musala. Maksudnya kita harus mempondasikan hal seperti silaturahmi yang erat terlebih dahulu. Dengan adanya silaturahmi yang bagus tanpa adanya pemutusan tali persaudaraan, anak minang akan senang dan mudah untuk kembali ke surau diiringi dengan program yang menarik bagi para remaja.
Kalau cuma ceramah satu jam, mereka hanya duduk dan dengar tanpa adanya respon. Kita semua pun akan susah untuk bisa memahami apa sebenarnya yang dibicarakan. Di surau, anak diajari bagaimana bisa salat, mengaji dan membela dirinya dengan bela diri minang yakni Silat. Seorang anak Minang yang tau dengan silat, dia akan tau dengan dirinya. Karena arti hakiki dari silat bahwasanya seorang pesilat akan tau akan dirinya, tau akan kemana dia melangkah. Persisnya sama dengan rukun iman dalam agama Islam yang menyuruh kita percaya dan taat(takut) yakni menjalankan perintah Nya dan meninggalkan larangan Nya.
Akhirnya dengan bisa membudayakan diri kita sendiri dalam melakukan segala hal yang baik, kita dengan mudah untuk mempelajari dan memahami apa arti dan bagaimana perkembangan budaya Minang Kabau ini akan dibawa. Meski serbuan arus global dan teknologi datang menghadang.
4. MATA PENCAHARIAN
Nagari Padang Magek yang berada di daerah kabupaten Tanah Datar berhawa sejuk, hampirdiseluruh kabupaten Tanah Datar hujan turun dengan teratur setiap tahun, hal ini berdampak positif bagi usaha pertanian didaerah ini. Masyarakat Padang Magek sebagian besar hidup sebagai petani (90%),disamping itu ada juga sebagian pengerajin kerajinan rumah tangga (0,85%), pedangang (0,85%),pegawai negeri/karyawan (3,78%), tukang (2,14%), pensiunan ABRI (0,56%), dan buruh (1,41%). Usaha pertanian di Nagari Padang Magek terdiri dari persawahan dan ladang. Hasil pertanian cukup memberikan kontribusi terhadap daerah lain. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah bertani. Kondisi geografis daerah Padang Magek banyak dialiri sungai-sungai kecil. seperti sungai Sawah Dalam, sungai Lubuak Tangguak, sungai Lubuak Dantuang, dan sungai Lubuak Burai. Dikarenakan seperti itu, masyarakat Padang Magek sering menangkap ikan atau belut, dengan lukah (bubu) sebagai tambahan mata pencarian. Nagari Padang Magek terdiri dari dataran tinggi yang berbukit-bukit dan dataran rendah. Bagian perbukitan dijadikan masyarakat sebagai tempat tinggal, sedangkan lereng perbukitan dijadikan lahan perkebunan yang lazim disebut dengan ladang. Dataran rendah atau lembah yang terdapat diantara perbukitan juga dijadikan lahan persawahan. Sebagian besar daerah ini memiliki tanah yang subur, baik untuk dijadikan lahan persawahan dan ditanami sayur-sayuran. Membajak dengan menggunakan tenaga kerbau merupakan suatu cara untuk pengolahan lahan dalam menunjang pekerjaan petani. Disamping itu, kerbau dapat digunakan sebagai penunjang ekonomi karena dapat diperjual-belikan.
5. SISTEM AGAMA
Mayoritas penduduk kota Padang memeluk agama Islam. Kebanyakan pemeluknya adalah orang Minangkabau. Agama lain yang dianut di kota ini adalah Kristen, Buddha, dan Khonghucu, yang kebanyakan dianut oleh penduduk bukan dari suku Minangkabau.Beragam tempat peribadatan juga dijumpai di kota ini. Selain didominasi oleh masjid, gereja dan klenteng juga terdapat di kota Padang. Masjid Raya Ganting merupakan masjid tertua di kota ini, yang dibangun sekitar tahun 1700. Sebelumnya masjid ini berada di kaki Gunung Padang sebelum dipindahkan ke lokasi sekarang. Beberapa tokoh nasional pernah salat di masjid ini diantaranya Soekarno, Hatta, Hamengkubuwana IX dan A.H. Nasution. Bahkan Soekarno sempat memberikan pidato di masjid ini. Masjid ini juga pernah menjadi tempat embarkasi haji melalui pelabuhan Emmahaven waktu itu, sebelum dipindahkan ke Asrama Haji Tabing sekarang ini.
Gereja katholik dengan arsitektur Belanda telah berdiri sejak tahun 1933 di kota ini, walaupun French Jesuits telah mulai melayani umatnya sejak dari tahun 1834, seiring bertambahnya populasi orang Eropa waktu itu.Dalam rangka mendorong kegairahan penghayatan kehidupan beragama terutama bagi para penganut agama Islam pada tahun 1983 untuk pertama kalinya di kota ini diselenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional yang ke-1
6. ORGANISASI SOSIAL
Dua dari organisasi etnis Tionghoa tertua lahir di kota Padang. Organisasi ini bahkan merupakan organisasi pemakaman tertua di Nusantara.
Budaya-Tionghoa.Net | Aktivitas perdagangan etnis Tionghoa dengan penduduk Minangkabau sudah berlangsung sejak abad ke-13. Pelayaran mereka dilakukan dari Tiongkok sampai ke teluk Aden di Asia Barat melalui selat Malaka.
Seiring jalur perdagangan lada dibuka di pantai Barat Sumatera, jumlah etnis Tionghoa yang datang ke Sumatera Barat makin banyak. Mereka menempuh jalur sungai dan jalan setapak untuk mendistribusikan lada dari dataran tinggi menuju pelabuhan di pantai Pariaman, Tiku, Ulakan dan Koto Tengah.
Peraturan pembatasan wilayah bagi penduduk Timur Asing oleh pemerintahan Belanda membuat etnis Tionghoa Sumatera Barat lebih terkonsentrasi di kota di Kota Padang, tepatnya di sekitar sungai Batang Arau, kawasan pecinan Kampung Pondok, Pasar Tanah Kongsi, Kelenteng dan sekitarnya.
Masyarakat Tionghoa Padang pun membentuk organisasi, dengan tujuan melayani kebutuhan anggota dalam bidang sosial dan budaya.
Pada tahun 1863, berdiri organisasi Hook Tek Tong (HTT), yang merupakan perhimpunan kematian dan pemakaman, sekaligus sebagai sarana menghormati leluhur kakek tua Hook Tek Tjeng Sin.
Sampai 1890, karena cukup banyak kesulitan dalam mengurus kebutuhan etnis Tionghoa, dibentuklah perhimpunan atau kongsi baru. Terbentuk organisasi Heng Beng Tong (HBT).
Dua organisasi ini mempunyai tata cara dan ciri berbeda dalam hubungan antar anggotanya. Setiap anggota HBT, misalnya, apapun agamanya, diwajibkan melakukan sembahyang Kwan Tee Koen dan arwah leluhur dengan mengangkat hio. Sementara anggota HTT wajib memenuhi surat panggilan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemakaman.
Walaupun di beberapa daerah di Indonesia seperti di Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain, terdapat Yayasan atau organisasi etnis Tionghoa, namun organisasi Tionghoa yang ada di Sumatera Barat bisa dikatakan unik, karena hanya lahir dan ada di Sumatera Barat saja dan tidak terdapat di daerah lain. Dalam organisasi ini juga dirangkul keanggotaan dari semua suku dan marga etnis Tionghoa yang ada. Kelebihan lainnya adalah mereka berhasil mempertahankan budaya asli Tionghoa secara turun temurun seperti upacara pemakaman yang masih dilakukan di masa China kuno. Organisasi pemakaman ini bahkan tercatat sebagai organisasi pemakaman yang pertama hadir di Nusantara.
Terbentuknya organisasi pemakaman ini tak terlepas dari perlunya etnis Tionghoa Padang bergotong royong ketika hendak menguburkan jenasah. Mereka harus membawa peti dari gelondong kayu utuh yang dilubangi ke atas gunung yang menghadap laut. Proses menggotong peti yang beratnya mencapai ratusan kilogram ini harus dilakukan dengan ditandu. Tanpa kerjasama, mustahil sebuah keluarga dapat melakukannya sendiri.
Yang menarik adalah walaupun mereka berhasil mempertahankan identitas budaya mereka, sangat sedikit dari penduduk Tionghoa Padang yang bisa berbahasa Mandarin.
Antara tahun 1900 sampai 1932, ketika banyak organisasi Tionghoa berdiri dengan nuansa politik dua organisasi ini berdiri di garis tengah sebagai organisasi sosial budaya yang tidak beraliansi politik sama sekali.
Tahun 1963, etnis Tionghoa yang beragama Katholik mendirikan perkumpulan Chinese Katholieke Bond. Perkumpulan ini lalu berubah menjadi lintas etnis yang didasarai agama Katholik pada tahun 1964, bernama PSKP Santu Yusuf. Perkumpulan ini juga melayani kebutuhan pemakaman. Berbeda dengan dua organisasi sebelumnya, mereka menerima anggota perempuan. Di tahun 1993, terbentuk pula organisasi Tionghoa bernuansa Islam yaitu PITI.
Seiring dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Orde Baru, HTT mengubah namanya menjadi Himpunan Tjinta Teman, sementara HBT menjadi Himpunan Bersatu Teguh. Setelah reformasi bergulir, organisasi etnis Tionghoa di Padang dan Sumatera Barat kembali menjamur seperti di kota-kota lain di Indonesia.
7. SISTEM PENGETAHUAN
Setiap suku bangsa atau etnik manapun, mempunyai cara atau landasan tertentu dalam mengembangkan dan menyerap pengetahuan, ilmu dan teknologi.
Mulai dari ilmu dan teknologi yang sangat sederhana sampai kepada yang teramat tinggi.
Kecepatan gerakannya untuk mengembangkan, menyerap dan menemukan pengetahuan, ilmu dan teknologi ditentukan oleh banyak faktor, antara lain; geografis, sistim kepercayaan, sistim adat dan sistem pendidikan.
Bangsa Yunani yang dikenal sebagai bangsa yang melahirkan berbagai aliran filsafat, dilandasi oleh mitologi-mitologi yang banyak.
Daerahnya yang tidak subur, menyebabkan mereka harus merentas dunia sampai ke Mesir.
Di sana pikiran-pikiran Timur dan Barat mereka pertemukan dengan berbagai filsafat yang disusun.
Tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles dan Socrates bukanlah sesuatu yang asing bagi kita sekarang ini.
Bangsa Jepang, yang kita kenal sekarang sebagai bangsa yang amat kreatif dan ulet dalam menciptakan berbagai keperluan kehidupan modern, dilandasi oleh semangat dan sistem kepercayaan yang berbeda dengan bangsa-bangsa Asia lainnya.
Mitologi dewa matahari mereka, telah menempatkan bangsa Jepang sebagai suatu bangsa yang punya sistem kepercayaan dan kehidupan tersendiri.
Sebelum itu, bangsa Mesir yang telah meninggalkan piramida-piramida yang mengagumkan, bangsa Jerman dengan berbagai penemuan keilmuan, bangsa Prancis dengan ketinggian budaya dan seninya, bangsa Inggeris dengan kemasyhurannya menjadi petualang dan menemukan berbagai benua dan dunia.
Islam yang telah melahirkan pusat-pusat kebudayaan, keilmuan, filsafat di tiga pusat dunia; Bagdad (Irak), Iskandariah (Mesir) dan Cordova (Spanyol) merupakan bukti yang tidak terbantah, bahwa agama (sistem kepercayaan), bahasa, geografis dan beberapa faktor lainnya adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membicarakan masalah penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan iptek di dunia.
Semua bukti-bukti sejarah seperti di atas itu menunjukkan kepada kita, bahwa setiap bangsa mempunyai cara-cara dan sistem tertentu dalam menemukan, mengembangkan berbagai kemajuan pengetahuan, ilmu dan teknologinya.
Bahkan masyarakat primitif sekalipun mempunyai cara dan sistem sendirinya pula, sesuai dengan apa yang mereka perlukan.
Suatu masyarakat yang dapat atau lebih cepat mengembangkan pengetahuan dan iptek, menurut kajian sosio-linguistik, adalah masyarakat yang dapat mencirikan dirinya sebagai masyarakat akademik.
Artinya, masyarakat yang disebut masyarakat akademik itu mempunyai ciri, kecenderungan untuk bergerak secara rasional, pragmartis dan egaliter, sebagaimana ciri-ciri utama dari sifat akademik itu sendiri.
Sebagaimana juga terlihat pada sifat masyarakat Eropa, Jepang, dan beberapa negara yang mengamalkan ajaran Islam seperti Istambul, Bagdad, Iskandariah dan Cordova itu.
Masyarakat akademik adalah masyarakat yang dalam berbagai kegiatan sosial budayanya menggunakan berbagai macam penanda keilmuan Dan menurut kajian sosiologi, disebutkan bahwa masyarakat demikian adalah masyarakat yang berpikir pragmatis, egaliter dan metropolis.
Artinya, mereka terbuka menerima sesuatu yang baru tanpa kehilangan identitas dirinya.
Diposkan oleh faiza ulfa di 21:22 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Minggu, 27 Maret 2011
MANUSIA DAN HARAPAN
MANUSIA DAN HARAPAN
PENGERTIAN HARAPAN
HARAPAN adalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan ,manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya .
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,pengalaman,lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Persamaan cita-cita dan harapan : keduanya sama menyangkut masa depan dan harapan karena blm terwujud pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat .
Peyebab manusia mempunyai harapan : Pada umumnya kodratnya manusia adalah mahkluk social . ditengah-tengah manusia itulah,seorang dapat hidup dan berkembang baik fisik atau jasmani maupun mental atau spritualnya . ada 2 hal yang mendorong hidup bergaul dengan manusia lainnya yakni dorongan kodrat dan kebutuhan hidup .doronga kodrat menyebabkan manusia mempumpanyai keinginan atau harapan ,misalnya menangis,tertawa,bergembira,dan sebagainya .dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat , kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain . manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan , kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas :
Kebutuhan jasmani dan rohani . kebutuhan jasmaninya adalah makan,minum,pakaian,dan rumah (sandang,pangan,papan).
Sesuai dengan kodratnya manusia atau kebutuhan manusia adalah :
- kelangsungan hidup
- keamanan
- hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
- diakui lingkungan
- perwujudan cita-cita
DOA adalah Allah memerintahkan manusia agar selalu berdoa dan merendahkan diri padanya serta menjanjikan akan mengabulkan doa dan mewujudkan apa yang diminta itu .
Doa adalah ibadah yang sangat agung yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Tuhan .
Hakikat doa adalah menunjukan ketergantungan kita kepada Tuhan dan berlepas diri daya dan upaya mahkluk .
Doa juga merupakan lambing kelemahan manusia , didalam doa terkandung pujian terhadap Tuhan
Contoh doa : Ya Allah cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram perkayalah aku dengan karuniamu(supaya aku tidak meminta)kepada selain-Mu (HR:At-Tirmidzi)
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN adalah Artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran . Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan,atau keyakinan akan kebenaran
3 TEORI KEBENARAN :
1. Teori koherensi atau konsisten yaitu suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar .
2. Teori korespondensi yaitu suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkomponden (berhubungan) dengan obyek-obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut
3. Teori pragmatis kebenaran atau suatu prnyataan diukur sengan criteria apakah peryataan tersebut bersifat funsional dalam kehidupan praktis.
Kepercayaan & usaha untuk meningkatkannya
Membedakan 4 kepercayaan :
1) Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan stiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Kepercayaan pada orang lain , percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,orangtua,guru,atau siapa saja.kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya .perbuatan yang sesuai dengan kata hati atau terhadap kebenarannya
3) Kepercayaan terhadap pemerintah berdasarkan pandangan teokratis menurut etika,filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna Negara itu berasal dari tuhan .Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia , atau setidak-tidaknya Tuhanlah yang memiliki kedaulatan sejati . karena semua adalah ciptaan tuhan , semua mengemban kewibaan , terutama pengenman tertinggi yaitu raja langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan . pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalahn dari rakyat kewibawaan pun milik rakyat kedaulatan mutlak pada Negara,Negara demikian itu disebut Negara totaliter.
4) Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya , tetapi diciptakan oleh Tuhan .kepercayaan brarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran . kepercayaan itu amat penting , karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya .
Usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannnya :
1. menungkatkan ketaqwaan kita dengan menjalankan ibadah
2. meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
3. meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,dermawan dsb.
4. menekan perasaan negative seperti iri dengki,fitnah dan sebagainya.
Diposkan oleh faiza ulfa di 23:23 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
Ilmu Budaya Dasar – ATA 07/08 Halaman 3 dari 6
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
1. Pengabdian
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Ilmu Budaya Dasar – ATA 07/08 Halaman 4 dari 6
Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.
2. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah
Ilmu Budaya Dasar – ATA 07/08 Halaman 5 dari 6
tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Sabtu, 16 April 2011
MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai anti khusus bagi hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai anti khusus bagi hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
1. Pengabdian
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.
2. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
1. Pengabdian
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.
2. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Langganan:
Postingan (Atom)